Keutamaan Puasa Arafah

Share |


بسم الله الرحمن الرحيم 

Puasa Arafah adalah puasa yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa Arafah dinamakan demikian karena pada saat itu jamaah haji sedang wukuf di terik matahari di padang Arafah. Puasa Arafah ini dianjurkan bagi mereka yang tidak berhaji. Sedangkan bagi yang berhaji puasa ini tidak disyariatkan.

Mengenai hari Arafah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

 مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ 

“Tidak ada hari yang Allah lebih banyak membebaskan seorang hamba dari neraka daripada hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan membangganggakan (keutamaan) mereka kepada para malaikat. Lalu Allah berfirman: “Apakah yang diinginkan oleh mereka?” [HR Muslim (1348)]

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata: “Sesunnguhnya haji itu sempurna dengan hari Arafah dan wukuf di Arafah karena ia adalah rukun haji yang terpenting sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم :

 الحج عرفة 

 “Haji itu adalah Arafah.” [HR At Tirmidzi (889) dan Ibnu Majah (3015) dari Abdurrahman bin Ya’mar radhiallahu ‘anhu. Hadits shahih.] 

Hari Arafah adalah hari pembebasan dari neraka. Pada hari itu, Allah akan membebaskan dari neraka siapa saja yang wukuf di Arafah dan penduduk negeri kaum muslimin yang tidak melaksanakan wukuf. Oleh karena itu, hari setelah hari Arafah -yaitu hari Idul Adha- adalah hari ‘Id bagi kaum seluruh muslimin di seluruh dunia, baik yang melaksanakannya (wukuf) dan yang tidak melaksanakannya karena mereka sama-sama mendapatkan pembebasan (dari api neraka) dan ampunan pada hari Arafah.” Demikian dari kitab Lathaiful Ma’arif halaman 482.

Mengenai keutamaan puasa Arafah disebutkan dalam hadits Abu Qotadah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

 صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ 

 “Puasa hari Arafah -saya berharap kepada Allah- dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) -saya berharap kepada Allah- dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu.” [HR Muslim (1162)]

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa Arafah adalah di antara jalan untuk mendapatkan pengampunan di hari Arafah. Hanya dengan sehari berpuasa, seseorang bisa mendapatkan pengampunan dosa untuk dua tahun. Luar biasa fadhilahnya!

Hari Arafah pun merupakan salah satu waktu mustajabnya doa, sebagaimana disebutkan dalam hadits ‘Amr bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

 خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ 

 “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Sebaik-baik yang saya ucapkan dan para Nabi sebelum saya adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan milik-Nya segala pujian, dan Dia Maha berkuasa atas segala sesuatu).” [HR. Tirmidzi (3585). Hadits hasan.]

Posting yang berkaitan :



Comments
0 Comments

0 Response to "Keutamaan Puasa Arafah"

Mohon Berkomentarlah dengan Baik dan Sopan.