Gedung berbentuk burung GARUDA terbesar didunia ada di Cileungsi-Bogor
Tidak banyak orang yang mengetahui kalau burung garuda terbesar di dunia ada di indonesia, kecuali para peselancar internet, para blogger, dan termasuk saya yang tinggal di Gunung Putri tak jauh dari gedung itu.hehe
Kumuh dan kotor karena menjadi tempat pembuangan sampah, begitulah kondisi Kompleks Graha Garuda Tiara di Kecamatan Cileungsi. Kendati demikian, sisa bangunan proyek mahakarya rezim Orde Baru itu masih terlihat. TUMPUKAN sampah plastik dengan suasana kumuh menghiasi bangunan garuda raksasa di Cileungsi tersebut.
Kumuh dan kotor karena menjadi tempat pembuangan sampah, begitulah kondisi Kompleks Graha Garuda Tiara di Kecamatan Cileungsi. Kendati demikian, sisa bangunan proyek mahakarya rezim Orde Baru itu masih terlihat. TUMPUKAN sampah plastik dengan suasana kumuh menghiasi bangunan garuda raksasa di Cileungsi tersebut.
Bangunan ini sejatinya sudah lama berdiri. Dari angkasa, bangunan itu memukau dengan desain Garuda Pancasila yang cukup jelas. Ada sayap, kepala, maupun perisai berlambang 5 sila.
Bangunan apakah itu? Nama resminya adalah Graha Garuda Tiara.
Jika ingin melihatnya, silakan Klik :
Graha Garuda Tiara Indonesia (Garuda Raksasa dari Cileungsi)
Garuda terbesar di dunia ini sebenarnya adalah bangunan bernama Kompleks Graha Garuda Tiara yang dibangun sedemikian rupa sehingga kalau dilihat dari atas akan terlihat seperti burung garuda lambang negara kita.
Kompleks Graha Garuda Tiara dibangun di atas lahan 44 ,6 hektar itu dibuat untuk menangguk rezeki pada pelaksanaan Sea Games XIX, yang digelar di Jakarta Oktober 1997.
Komplek ini dibangun dengan dana yang cukup besar, uang miliaran rupiah di gelontorkan demi terwujudnya proyek ini. Meski belum diketahui secara pasti tentang kepemilikan komplek gedung megah ini, tapi disebut-sebut sebagai milik keluarga cendana.
Dulu, putri Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau yang biasa disapa Mbak Tutut, kerap bertandang ke tempat ini. Biasanya, Tutut menghabiskan akhir pekan di bekas wisma yang terletak di Jalan Narogong Km 23 , Cileungsi, Bogor, atau 30 km dari Jakarta.
Gedung ini belum di resmikan sudah di tutup. Wajar saja gedung ini tidak banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, seperti bagaimana kita mengenal Taman Bunga Mekar Sari atau Taman Mini Indonesia Indah .
Jika saja perjalanan proyek ini berjalan lancar, maka Indonesia akan ketambahan ikon baru yang terletak 30 km dari Jakarta, para penumpang pesawat jika melewati rute di sekitarnya tentu akan dapat menyaksikan kemegahan gedung Graha Garuda Tiara ini. Sayangnya niatan ini tidak pernah terwujud, sebelum diresmikan gedung ini malah di tutup pada masa reformasi, persisnya terjadi pada bulan Agustus 1998.
- Sayap Jadi Wisma
- Kepala Ruang Konvensi
- Ekor Jadi Hotel
Tak jauh dari kediaman SBY di Cikeas, berdiri Graha Garuda Tiara Indonesia. Bangunan gedung seluas 5 hektar di kawasan Cileungsi, Bogor, ini dibangun dengan dana lumayan besar. Uang miliaran digelontorkan demi proyek prestisius ini.
“Dibangun sejak Februari 1995,” Dana yang telah dikucurkan sedikitnya Rp75 miliar. Waktu itu rupiah masih kokoh di angka Rp2.194 per US$ dimana Amerika serikat maupun Eropa meyakini Indonesia akan menjadi salah satu naga Asia.
Kala itu di tanah seluas 55 hektar, ratusan pekerja dikerahkan. “Bangunannya kokoh, bajanya saja dari PT Bukaka,” Pembangunan dilakukan dalam 2 tahap. Setelah membuka area yang dahulunya hutan karet dan membangun pondasi, pengerjaan dihentikan sementara. “Akhir tahun ‘95 berhenti dan dilanjutkan lagi Agustus 1996.
Kala itu di tanah seluas 55 hektar, ratusan pekerja dikerahkan. “Bangunannya kokoh, bajanya saja dari PT Bukaka,” Pembangunan dilakukan dalam 2 tahap. Setelah membuka area yang dahulunya hutan karet dan membangun pondasi, pengerjaan dihentikan sementara. “Akhir tahun ‘95 berhenti dan dilanjutkan lagi Agustus 1996.
Selesai bulan Oktober 1996, pekerjaannya dikebut siang malam,”
Saat itu pengoperasian gedung mulai dilakukan. “Tamu-tamu mulai datang. Kebanyakan rombongan,”
Kompleks Garuda Tiara ini terdiri atas wisma A, B, C, D, dan E, yang merupakan bagian sayap dan masing-masing terdiri dari 3 lantai dengan total 456 kamar.
1 Kamar bisa diisi 4 orang itu untuk yang D dan E. Kalau yang A, B, dan C 1 kamar bisa diisi 8 orang,”
Bagian dada dan kepala Garuda terdapat lobi dan ruang konvensi yang mampu menampung 3 ribu orang.
Sedang di bagian ekor diperuntukkan bagi hotel. “Total ada 196 kamar,”
Ada juga lapangan parkir yang luas hingga menampung 100 bus, dan landasan helipad. Tidak hanya itu saja, kompleks olahraga juga tersedia.
“Ada 2 lapangan tenis, 2 lapangan basket, dan 2 lapangan volly. Ada juga 2 kolam renang,”
Namun kini semuanya jauh berbeda. Setelah 16 tahun berlalu, ilalang dan terik matahari merusak semuanya. Taman-taman dan bangunan megah seolah sirna.
Atap bangunan mulai lapuk serta tembok-tembok tampak kusam. Kaca-kaca gedung juga tampak rusak.
Tidak ada lagi denyut kehidupan di gedung yang dahulu biasa disinggahi ekspatriat asing, yang banyak bekerja di pabrik-pabrik di sekitar lokasi.
Jika nasib baik masih melekat, Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI) sungguh megah. Selain memiliki wisma, hotel, helipad, sarana olahraga, dan 2 tower apartemen, bangunan itu juga memiliki gedung konvensi. All in one pokoknya. Menurut salah seorang petugas GGTI, mantan Kapolri Jenderal Dibyo Widodo pernah datang ke tempat tersebut menggunakan helikopter pada 1997.
Sekarang Garuda Pancasila raksasa itu tinggal kenangan. Rombongan tamu yang menginap seperti saat Soeharto masih jaya, tak terlihat lagi. Pemuda-pemudi yang tergabung dalam Kirab Remaja Nasional juga tak pernah mampir.
Graha Garuda Tiara saat ini dijaga 40 petugas keamanan. Mereka berjaga bergantian, satu regu terdiri dari 16 orang. Musuh utama mereka adalah pencuri barang bekas yang siap mengincar baja-baja kokoh bangunan mahal itu.
Mungkin kalau kalian flashback sekitar tahun 1996-1997 pada saat era Suharto.....pernah membaca atau mendengar tentang rencana Suharto untuk membuat stadion olahraga terbaru di area Cileungsi, Jawa Barat.
rencana pembangunan kawasan olahraga terbaru tersebut yang konon akan menandingi komplek olahraga Senayan. Bahkan Mbak Tutut yang meresmikan pembukaan area komplek olahraga tersebut yang dimulai dari pembangunan hotel dan convention centre.
Proyek raksasa tersebut dinamakan sebagai Proyek Garuda Tiara dengan proyek olahraga nasional "Garuda Emas".............
Proyek raksasa tersebut berlokasi di Cileungsi - perbatasan dengan kawasan timur Cibubur dan bahkan sempat adanya rencana pemindahan pusat pemerintahan di kawasan Jonggol yang notabene hanya berjarak 3-5 km dari cileungsi.
Sementara pembangunan stadion olahraga terbaru tertutup untuk umum.
Kini setelah rezim Suharto tumbang ditahun 1998, proyek raksasa tersebut terbelengkalai dan tinggal mimpi saja.
Kawasan Garuda Tiara Convention tersebut mencakup puluhan hektar dan kini hanya ditumbuhi oleh rerumputan yang tinggi. Tiang-tiang lampu stadion yang sudah berdiri tegak dengan angkuhnya, kini tinggal menunggu waktu roboh karena korosi.
Bangunan hotel yang tadinya berdiri megah kini menjadi rumah hantu..........tidak terpelihara..termasuk dengan bagian lobby hotel yang dulunya ramai oleh lalu lalang para tamu. Sangat disayangkan........konon hal ini terjadi karena masalah tanah yg notabene di era Suharto pencaplokan tanah semena-mena banyak terjadi. Bahkan banyak masyarakat yang dicaplok tanahnya tidak dibayar dengan harga semestinya. Dulu, pemerintah pusat dan KONI sempat membuat pernyataan akan membuat komplek olahraga terbaru di kawasan cibinong. Kenapa proyek garuda emas yang dulu sempat dicanangkan dan kini terbelengkalai tidak dilanjutkan kembali........sungguh amat disayangkan.
Tinggalkan komentar anda ya... :)
20 Mei 2014 pukul 13.38
Sekarang sudah rata dengan tanah sanggat disayangkan semua nya
19 Juni 2014 pukul 19.09
bner2 dah rata bung??jalur akses masuk pun apa ga ada??